728x90 AdSpace

Latest

Sabtu, 03 September 2022

Sejarah Panjang Kebun Raya Bogor

 

Kebun Raya Bogor merupakan bagian dari 'samida' (hutan buatan atau taman buatan) yang setidaknya telah ada pada pemerintahan Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, 1474-1513) dari Kerajaan Sunda, sebagaimana tertulis dalam prasasti Batutulis. Hutan buatan itu ditujukan untuk keperluan menjaga kelestarian lingkungan sebagai tempat memelihara benih-benih kayu yang langka. Di samping samida itu dibuat pula samida yang serupa di perbatasan Cianjur dengan Bogor (Hutan Ciung Wanara). 

 

Pada mulanya kebun ini hanya akan digunakan sebagai kebun percobaan bagi tanaman perkebunan yang akan diperkenalkan di Hindia Belanda. Namun pada perkembangannya pendirian Kebun Raya Bogor bisa dikatakan mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia dan sebagai wadah bagi ilmuwan terutama bidang botani di Indonesia secara terorganisasi pada zaman itu (1880 - 1905). Dari sini lahir beberapa institusi ilmu pengetahuan lain, seperti Bibliotheca Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas (1860), Laboratorium Treub (1884), dan Museum dan Laboratorium Zoologi (1894).

--------------

Kebun Raya Bogor atau Kebun Botani Bogor adalah sebuah kebun botani besar yang terletak di Kota Bogor, Jawa Barat. Luasnya mencapai 87 hektare dan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan. Kebun Raya Bogor pada mulanya merupakan bagian dari ‘samida’ (hutan buatan atau taman buatan) yang paling tidak telah ada pada pemerintahan Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, 1474-1513) dari Kerajaan Sunda, sebagaimana tertulis dalam prasasti Batutulis. Hutan buatan itu ditujukan untuk keperluan menjaga kelestarian lingkungan sebagai tempat memelihara benih-benih kayu yang langka. Selain samida tersebut, dibuat pula samida yang serupa di perbatasan Cianjur dengan Bogor (Hutan Ciung Wanara). Hutan ini kemudian dibiarkan setelah Kerajaan Sunda takluk dari Kesultanan Banten, hingga Gubernur Jenderal van der Capellen membangun rumah peristirahatan di salah satu sudutnya pada pertengahan abad ke-18.

Pada awal 1800-an Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles, yang mendiami Istana Bogor dan memiliki minat besar dalam botani, tertarik mengembangkan halaman Istana Bogor menjadi sebuah kebun yang cantik. Dengan bantuan para ahli botani, W. Kent, yang ikut membangun Kew Garden di London,  Raffles menyulap halaman istana menjadi taman bergaya Inggris klasik. Inilah awal mula Kebun Raya Bogor dalam bentuknya sekarang. Pada tahun 1814, Olivia Raffles, istri dari Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles meninggal dunia karena sakit dan dimakamkan di Batavia. Sebagai pengabadian, monumen untuknya didirikan di Kebun Raya Bogor yang dikenal dengan Tugu Lady Raffles.



Ide pendirian kebun raya bermula dari seorang ahli biologi yaitu Abner yang menulis surat kepada Gubernur Jenderal G.A.G.Ph. van der Capellen. Dalam surat itu terungkap keinginannya untuk meminta sebidang tanah yang akan dijadikan kebun tumbuhan yang berguna, tempat pendidikan guru, dan koleksi tumbuhan bagi pengembangan kebun-kebun yang lain.

Akhirnya, tanggal 18 Mei 1817, Gubernur Jenderal G.A.G.P. van der Capellen secara resmi mendirikan sebuah Kebun Raya di Kota Bogor, yang saat itu disebut Buitenzorg (dari bahasa Belanda yang berarti “tidak perlu khawatir”), dengan nama ’s Lands Plantentuin te Buitenzorg. Pendiriannya diawali dengan menancapkan ayunan cangkul pertama di bumi Pajajaran sebagai pertanda dibangunnya pembangunan kebun itu, yang pelaksanaannya dipimpin oleh Reinwardt , dibantu oleh James Hooper dan W. Kent kurator Kebun Botani Kew yang terkenal di Richmond, Inggris.

Sekitar 47 hektar tanah di sekitar Istana Bogor dan bekas samida dijadikan lahan pertama untuk kebun botani. Reinwardt menjadi pengarah pertamanya dari 1817 sampai 1822. Kesempatan ini digunakannya untuk mengumpulkan tanaman dan benih dari bagian lain Nusantara. Dengan segera Bogor menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu diperkirakan sekitar 900 tanaman hidup ditanam di kebun tersebut. Reinwardt juga menjadi perintis di bidang pembuatan herbarium. Ia kemudian dikenal sebagai seorang pendiri Herbarium Bogoriense.

Pada tahun 1822, Reinwardt kembali ke Belanda dan digantikan oleh Dr. Carl Ludwig Blume yang melakukan inventarisasi tanaman koleksi yang tumbuh di kebun. Ia juga menyusun katalog kebun yang pertama berhasil dicatat sebanyak 912 jenis (spesies) tanaman. Pelaksanaan pembangunan kebun ini pernah terhenti karena kekurangan dana tetapi kemudian dirintis lagi oleh Johannes Elias Teysmann (1831), seorang ahli kebun istana Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch. Dengan dibantu oleh Justus Karl Hasskarl, ia melakukan pengaturan penanaman tanaman koleksi dengan mengelompokkan menurut suku (familia). Ini merupakan sebuah kerja keras dimana sebagian koleksi Kebun Raya Bogor harus ditanam ulang dan memindahkan beberapa pohon yang terlalu besar, memberi label merah untuk menandai tanggal penanamannya yang masih dapat dilihat sekarang. Selama masa jabatannya, Teysmann berhasil membawa ribuan spesies tumbuhan ke Kebun Raya Bogor dari perjalanan-perjalanannya ke berbagai negara. Dan atas jasanya, pihak Kebun Raya Bogor memberikan penghargaan berupa tugu peringatan di Taman Teysmann dengan 4 spesies pohon jati dan verbena dari marga Teijsmaniodendron diambil dari namanya.



Pemakaman Kuno Belanda

Salah satu area bersejarah di Kebun Raya Bogor adalah Komplek Pemakaman Belanda Kuno. Komplek pemakaman ini merupakan akam-makam para tokoh yang mengabdikan hidupnya untuk Kebun Raya Bogor. Komplek pemakaman ini telah ada di Kebun Raya Bogor jauh sebelum Caspar Georg Karl Reinwardt pendiri sekaligus pemimpin pertama Kebun Raya Bogor pada tahun 1817 meresmikan pembukaan Kebun Raya Bogor. Pada area pemakaman terdapat 42 makam, 38 diantaranya memiliki identitas, sedangkan sisanya tak di kenal, diantaranya : makam D.J. de ee Erens, beliau adalah seorang gubernur jendral yang menjabat tahun 1836 - 1840, Mr. Ary Prins yaitu seorang ahli hukum yang pernah dua kali menjadi pejabat sementara sebagai gubernur jendral Hindia Belanda, selain itu ada pula dua orang ahli Biologi yang meninggal pada sekitar tahun 1820-an dalam usia muda, namun keduanya dikuburkan dalam satu makam, Mereka adalah Heinrich Kuhl dan J.C. Van Hasselt, yaitu sebagai anggota “The Netherlands Commissions for Natural Sciences” yang dikirim ke Indonesia untuk bekerja di Kebun Raya Bogor. Makam tertua di komplek pemakaman ini adalah makam seorang administrator toko obat berkebangsaan Belanda yang bernama Cornelis Potmans yang wafat pada tanggal 2 Mei 1784. Sedangkan makam yang paling baru adalah makam Prof. Dr. A.J.G.H. Kostermans yang meninggal pada tahun 1994. beliau adalah seorang ahli Botani terkenal berkebangsaan Belanda yang menjadi warga Negara Indonesia sejak tahun 1958.

Komplek makam Belanda di Kebun Raya Bogor


Monumen Lady Raffles

Tugu Lady Raffles terletak tidak jauh dari pintu utara Kebun Raya Bogor. Bangunan tugu ini memiliki denah lingkaran yang menyerupai sebuah gazebo atau bangunan terbuka dengan delapan buah pilar yang mengelilinginya. Di bagian tengah terdapat tugu berbentuk persegi dengan ornamen berbentuk cawan di atasnya. Pada tugu tersebut terdapat kata-kata puitis dalam bahasa Inggris klasik yang merupakan hasil karya Olivia Madamne sendiri. Lady Raffles atau Olivia Mariamne adalah istri dari Sir Thomas Stamford Raffles, Letnan Gubernur Inggris di Pulau Jawa (1811 – 1816). Tugu Lady Raffles dibangun oleh Sir Thomas Stamford Raffles untuk mengenang istrinya yang meninggal pada tanggal 20 November 1814 di Bogor pada usia 43 tahun dikarenakan menderita penyakit malaria. Olivia Mariamne memperkenalkan reformasi sosial kepada masyarakat Jawa saat Raffles menjabat di Hindia Belanda.
OLIVIA Mariamne Raffles adalah istri Thomas Stamford Raffles (gubernur Hindia Belanda pada masa pemerintahan Inggris 1811-1816). Ia meninggal di Buitenzorg (Bogor) dalam usia 43 dan dimakamkan di Taman Makam Museum Prasasti, Jakarta Pusat (Batavia) dulu.
Kemudian Raffles mendirikan tugu kenangan baginya di Kebon Raya Bogor. Semasa hidupnya, istrinya dikenal sebagai pecinta tumbuh-tumbuhan. Dia juga pencetus pengembangan Kebun Raya Bogor.

Monumen dan Makam - Lady Olivia Raffless



Monumen Reinwardt

Kebun Raya Bogor diresmikan oleh Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip Van Der Capellen, yang dipimpin oleh Prof. Caspar Georg Karl Reinwardt. Reinwardt adalah ilmuwan botani dan kimia berkebangsaan Jerman yang berpindah ke Belanda, yang kemudian diangkat menjadi Menteri Bidang Pertanian, Seni, dan Ilmu Pengetahuan di daerah Jawa dan sekitarnya. Alasan mengapa tugu Reinwardt dibuat, yaitu untuk mengenang dan sekaligus sebagai bentuk penghargaan terhadap dirinya yang telah merintis Kebun Raya Bogor pada masa jayanya. tugu ini diresmikan pada tanggal 16 Mei 2006 di area kolam gunting tepatnya di belakang pelataran Istana Bogor oleh kedutaan besar Jerman di Indonesia dan dihadiri juga oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).



------------------------------------------------------
Sumber
Kunjungan wisata Agustus 2022
https://kebunraya.id/
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ 





Sejarah Panjang Kebun Raya Bogor

thanks for your comments

Top