728x90 AdSpace

Latest

Selasa, 02 Januari 2018

KAJIAN PENGELOLAAN TANAH TERHADAP TINGKAT BAHAYA EROSI MENGGUNAKAN METODE USLE DAN GIS (BAB III)

KAJIAN PENGELOLAAN TANAH TERHADAP TINGKAT BAHAYA EROSI DI KECAMATAN TLOGOWUNGU DENGAN MENGGUNAKAN METODE USLE DAN GIS
 
III. METODE PENELITIAN

A.    Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini terletak di Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati Propinsi Jawa Tengah.
 Tumpang susun dari berbagai jenis peta untuk menentukan titik sampel pewakil dilakukan di Laboratorium Pedologi dan Survai Tanah Jurusan Ilmu Tanah Fakultas  Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Analisis GIS dilakukan di Laboratorium Survai dan Evaluasi Lahan, sedangkan analisis tanah dilakukan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Jurusan Ilmu Tanah Fakultas  Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 2006 sampai  bulan Januari tahun 2007 dengan pelaksanaan survai utama selama tiga minggu.

B.     Bahan dan Alat Penelitian
1.    Bahan
a.    Data peta
1)   Peta Administrasi  Kecamatan Tlogowungu skala 1:25.000
2)   Peta Rupabumi Kabupaten Pati skala 1:25.000
3)   Peta Geologi Bersistem Indonesia skala 1: 100.000
4)   Peta Jenis Tanah Kecamatan Tlogowungu 1:25.000
5)   Data pendukung berupa data iklim (curah hujan, temperatur udara dan kelembaban udara), data monografi dan data erosi tanah.
b.    Bahan kemikalia
1)   Analisis lapangan meliputi H2O untuk analisis pH tanah; H2O2 10% untuk analisis bahan organik; HCl 1,2N, KCNS 1N dan K3Fe(CN)6  1 N untuk analisis aerasi dan drainase; HCl 10% untuk analisis kadar kapur.
2)   Analisis laboratorium.
Bahan-bahan kemikalia untuk analisis laboratorium.
2.    Alat
a.    Meteran saku
b.    Munsell Soil Color Chart (MSCC)
c.    Altimeter
d.   Klinometer
e.    GPS
f.     Kompas
g.    Lup
h.    Cangkul
i.      pH  stik, pH meter
j.      Flakon
k.    Pipet
l.      Kamera
m.  Pisau belati
n.    Plastik transparan
o.    Kertas label
p.    Spidol permanen
q.    Alat tulis
r.     Seperangkat komputer beserta software ArcView 3.3, MapInfo
s.     Alat-alat analisis fisika tanah dan kimia tanah

C.  Desain Penelitian dan Teknik Penentuan Sampel
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif yang pendekatan variabelnya dengan survai, dalam hal ini adalah survai lahan di lapangan dan didukung dengan analisis tanah di laboratorium.
Penentuan tingkat bahaya erosi dilakukan pada tiap satuan lahan. Peta satuan lahan pada daerah penelitian diperoleh dengan menumpangtindihkan Peta Penggunaan Lahan, Peta Jenis Tanah, Peta Geologi, Peta Kemiringan Lereng. Sedangkan pengambilan sampel tanah pada tiap satuan lahan, dilakukan  secara sengaja (purposive sampling) berdasarkan konsep homogenitas karakteristik lahan.
Data dan informasi pengelolaan tanah dicari dengan melalui pengamatan secara langsung dan wawancara kepada petani tentang teknik budidaya (pengolahan tanah dan teknik konservasi yang dilakukan).

D. Tatalaksana Penelitian
Kegiatan yang dilakukan meliputi:
1.      Penentuan lokasi berdasarkan hasil delineasi daerah penelitian
2.      Digitasi peta satuan lahan (dari Peta Penggunaan Lahan, Peta Jenis Tanah, Peta Geologi, dan Peta Kemiringan Lereng).
3.      Survai lapang pada masing-masing satuan lahan untuk penentuan karakteristik lahan meliputi bentuk lahan, kedalaman tanah, kemiringan lereng, dan panjang lereng, yang kemudian diambil sampel tanah pada tiap satuan lahan terebut.
4.      Analisis laboratorium untuk menentukan tekstur, kadar bahan organik, permeabilitas.
5.      Analisis data lapang untuk penghitungan erosi dengan menggunakan rumus USLE.
6.      Analisis data serta overlay peta  dengan menggunakan software Arc View GIS 3.3 dan Map Info untuk mendapatkan peta tingkat bahaya erosi serta peta analisis terbaik pengelolaan tanah di Kecamatan Tlogowungu berdasarkan konsep konservasi tanah dan air.

E. Analisis Data
 1. Analisis Tingkat Bahaya Erosi
Analisis data erosi aktual dan tingkat bahaya erosi akan dilakukan dengan menggunakan rumus USLE yang mempertimbangkan faktor-faktor hujan, panjang, dan kemiringan lereng, tanah serta penutupan lahan berikut tindakan konservasinya. Persamaan USLE yang akan digunakan sebagai berikut:
A = RKLSCP
       Dimana:
A = besaran laju erosi dengan satuan (ton/ ha/ tahun)
R =  faktor erosivitas hujan
Data curah hujannya diperoleh dari stasiun pengamatan hujan terdekat dengan lokasi penelitian, sekurang-kurangnya 10 tahun terakhir. Data curah hujan ini digunakan untuk mengetahui faktor erosivitas hujan (R) melalui persamaan:  IR = 2.21 P 1.36, dimana IR adalah indeks erosivitas dan P adalah Rata-rata curah hujan bulanan (cm).
K = faktor erodibilitas tanah yang besarnya tergantung pada jenis tanah
Besar nilai K diperoleh dengan rumus :
100 K = 1,292{2,1M1,14 (10-4)(12-a)+3,25(b-2)+2,5(c-3)}
dimana:
M:  (Persen pasir sangat halus + persen debu) x (100 - % liat)
a: Kandungan bahan organik (% C x 1,724)
b: Kode struktur tanah
c: Kelas permeabilitas tanah
Untuk pengharkatan struktur tanah digunakan Tabel 1. Kode Struktur Tanah.
Tabel 1. Kode Struktur Tanah
Kelas struktur tanah (ukuran diameter)
Kode
Granuler sangat halus(<1 mm)
Granuler halus(1-2mm)
Granuler sedang sampai kasar    (2-10 mm)
Blok, blocky, plat, masif
1
 2
3             4 
 (Arsyad, 1989)
Untuk pengharkatan kelas permeabilitas tanah digunakan Tabel 2. Kelas Permeabilitas Tanah
Tabel 2. Kelas Permeabilitas Tanah
Kelas permeabilitas tanah

Kecepatan cm/jam

Kode
Sangat lambat
Lambat
Agak lambat
Sedang
Agak cepat
Cepat
< 0.5
0.5 – 2
2 – 6.3
6.3 – 12.7
12.7 – 25.4
> 25.4
6
5
4
3
2
1
(Arsyad, 1989)
Indeks kepekaan tanah terhadap erosi atau erodibilitas tanah (K) merupakan jumlah tanah yang hilang rata-rata setiap tahun persatuan indeks daya erosi curah hujan pada sebidang tanah tanpa tanaman (gundul), tanpa usaha pencegahan erosi. Kepekaan tanah terhadap erosi dipengaruhi oleh tekstur tanah (terutama kadar debu + pasir halus), bahan organik, struktur dan permeabilitas tanah.

LS = Faktor Panjang Dan Kemiringan Lereng
Faktor Panjang Lereng (L)
Penjang lereng (X) diukur mulai dari igir (punggung)/ bagian atas sampai bagian bawah dari batas satuan lahan berdasarkan arah kemiringan lereng. Penentuan panjang lereng pada penelitian tersebut digunakan rumus:
Dengan:
X: Panjang lereng sebenarnya (m)
λP: Panjang lereng pada peta
α : Kemiringan lereng dalam derajat.
Selanjutnya nilai LS (Faktor Panjang Dan Kemiringan Lereng) dihitung dengan rumus:
Dimana:
LS: Faktor Panjang Dan Kemiringan Lereng
X: Panjang lereng sebenarnya (m)
C: 34,7046
m:
a. Kemiringan lereng > 5%           = 0.5
b. Kemiringan lereng 3.5%-4.5%  = 0.4
c. Kemiringan lereng 1%-3%        = 0.3
d. Kemiringan lereng < 1%           = 0.2
α: Sudut kemiringan lereng dalam derajat (Anonim, 1995).
Penentuan kelas lereng berdasarkan pada Tabel 3. Kelas Lereng
Tabel. 3.  Kelas Lereng
 Persen lereng ( %)
Kelas
0 – 8
9 - 15
16 – 25
26 - 45
> 45
Datar 
Miring
Sangat miring
Curam
Sangat curam
(Arsyad, 1989)
C = Faktor penutupan lahan, yang tergantung pada kerapatan tanaman dan pemeliharaan tanaman. Pengukuran nilai faktor C didasarkan pada Lampiran 5. Nilai Faktor C (Pengelolaan Tanaman).
P  = Faktor tindakan konservasi tanah ,yang tergantung pada aspek konservasi tanah yang dilakukan. Penentuan nilai P berdasarkan Lampiran 6. Nilai Faktor P Untuk Berbagai Tindakan Konservasi Tanah.
 Untuk penentuan tingkat bahaya erosi, digunakan pendekatan tebal solum tanah dan besarnya erosi. Setelah didapat nilai R, K, LS dan CP dari data survai lapang dan analisis laboratorium sehingga didapat nilai besaran laju erosi dengan satuan ton/ha/tahun. Dari besar erosi masing-masing SPL dikelompokkan kedalam kelas bahaya erosi yang dihitung berdasarkan
 Tabel 4. Kelas Bahaya Erosi.
 Tabel 4. Kelas Bahaya Erosi
Kelas bahaya erosi
Kelas bahaya erosi
Bahaya erosi(ton/ha/th)
I
< 15
II
15-60
III
60-180
IV
180-480
V
>480
Sumber : Anonim 1994


Setelah kedalaman tanah dan kelas bahaya erosi diketahui maka dapat ditentukan tingkat bahaya erosi, perhitungan tingkat nahaya erosi digunakan Tabel 5. Tingkat Bahaya Erosi untuk masing-masing SPL dan kemudian diperoleh peta tingkat bahaya erosi
Tabel 5. Tingkat Bahaya Erosi
Kedalaman tanah(cm)
Kelas  Bahaya erosi           
  I         II       III       IV        V
> 90
60-90
30-60
< 30
SR       R        S         B      SB       R         S        B         SB    SB         S         B        SB       SB    SB         B        SB       SB      SB     SB
Sumber : Anonim 1994
2. Analisis Pengelolaan Tanah
Analisis pengelolaan tanah diperoleh dari analisis karakteristik lahan, tingkat bahaya erosi dan wawancara petani di Kecamatan Tlogowungu yang kemudian dicocokkan (matching) dengan Tabel Arahan Teknik Konservasi Tanah dan Air Departemen Kehutanan 1986 (Lampiran 7). Hasil dari matching data tersebut digunakan sebagai dasar pengelolaan tanah yang terbaik di Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati.

------------------------------------------------------------------------------ 
JUDUL & KATA PENGANTAR 
BAB V   : KESIMPULAN DAN SARAN 
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN I 
LAMPIRAN II 
LAMPIRAN III




KAJIAN PENGELOLAAN TANAH TERHADAP TINGKAT BAHAYA EROSI MENGGUNAKAN METODE USLE DAN GIS (BAB III)
  • Title : KAJIAN PENGELOLAAN TANAH TERHADAP TINGKAT BAHAYA EROSI MENGGUNAKAN METODE USLE DAN GIS (BAB III)
  • Posted by :
  • Date : Januari 02, 2018
  • Labels :

thanks for your comments

Top